Type Here to Get Search Results !

Cara Mengukur Transistor NPN dan PNP

  Bagi Anda yang biasa praktek elektronika, seharusnya mengetahui cara mengukur transistor dengan benar. Namun jika tidak, artikel ini akan menjelaskan kepada Anda bagaimana mengukur transistor untuk mengetahui kondisinya.

Alat ukur yang perlu disiapkan untuk memeriksa kondisi transistor adalah multimeter, baik jenis analog atau pun digital. Pastikan Anda sudah memahami cara menggunakan multimeter analog supaya mudah membaca hasil pengukuran transistor.

Apa itu transistor NPN dan PNP ?

Transistor merupakan salah satu komponen elektronika aktif yang biasa digunakan pada berbagai rangkaian elektronika. Komponen ini pada dasarnya tersusun dari dua buah dioda yang dipasang secara seri atau berurutan.

Konfirgurasi penyusunan dioda pada transistor menghasilkan dua jenis transistor yang berbeda secara sifat dan karakteristik, yaitu transistor jenis NPN dan PNP.

Meskipun berbeda secara sifat, namun fungsi dan kegunaan transistor secara umum adalah sama saja. Untuk pembahasan transistor lebih lengkap, silahkan baca artikel tentang transistor di website ini.

Fungsi transistor

Transistor merupakan komponen aktif yang seringn kali menjadi komponen inti dari sebuah rangkaian elektronika. Terdapat beberapa fungsi transistor yang umum digunakan, yaitu :

  • Penyearah tegangan
  • Stabilisator tegangan
  • Menguatkan arus dan tegangan
  • Sebagai switching
  • Osilator gelombang
  • Pencampur sinyal

Bagaimana menentukan pin transistor ?

Setiap transistor mempunyai 3 buah pin atau kaki transistor yang berbeda karakter, yaitu : Basis (B), Emitor (E), Kolektor (C). Fungsi pin pada transistor ini adalah untuk menghubungkan transistor dengan papan rangkaian elektronika.

Dalam pemasangannya. kita tidak boleh sembarangan ketika menentukan kaki transistor. Karena dapat berakibat rangkaian transistor tidak akan bisa berfungsi.

Berikut ini adalah contoh letak pin atau kaki transistor dengan berbagai bentuk :

data pin transistor
Pin 1Basis
Pin 2Kolektor
Pin 3Emitor

Cara mengukur transistor dengan multimeter analog

Jika Anda sudah mengetahui posisi pin transistor, selanjutnya Anda bisa mulai melakukan pengukuran transistor dengan mudah.

Berikut ini adalah cara mengukur transistor npn dan pnp menggunakan multimeter analog.

Cara mengukur transistor NPN

  1. Siapkan multimeter analog
  2. Atur skala pengukuran pada Ohm x1k
  3. Sentuhkan prober merah multimeter pada pin basis transistor
  4. Sentuhkan probe hitam pada pin emitor transistor
  5. Jika jarum bergerak ke kanan menunjukkan nilai ohm tertenttu berarti transistor dalam kondisi normal
  6. Jika jarum tidak bergerak atau bergerak ke kanan penuh 0 Ohm, berarti transistor sudah rusak
  7. Probe merah masih tetap pada pin basis transistor, probe hitam sentuhkan ke pin kolektor transistor
  8. Jika jarum menunjukkan nilai hambatan tertentu, maka transistor masih baik
  9. Jika jarum tidak bergerak atau menunjukkan nilai 0 Ohm, maka transistor sudah jebol
  10. Sentuhkan probe merah pada emitor dan probe hitam pada kolektor
  11. Bila jarum tidak bergerak maka, transistor normal
Cara mengukur transistor menggunakan multimeter analog

Cara mengukur transistor PNP

  1. Siapkan multimeter analog
  2. Pilih pengukuran Ohm dengan skala 1k
  3. Sentuhkan probe hitam pada pin basis transistor
  4. Tempelkan probe merah pada pin emitor transistor
  5. Jika jarum bergerak menunjukkan nilai Ohm terntentu, maka transistor normal
  6. Jika jaru tidak bergerak atau bergerak penuh ke kanan, maka transistor sudah mati
  7. Selanjutnya, sentuhkan probe merah ke kolektor sedangkan probe hitam tetap di pin basis
  8. Bila jarum menunjukkan nilai hambatan tertentu maka transistor masih normal
  9. Bila jarum multimeter tidak bergerak atau bergerak penuh ke skala 0 Ohm, maka transistor sudah tidak layak
  10. Terakhir cara mengukur transistor pnp dengan multimeter digital adalah menempelkan probe merah ke emitor dan probe hitam ke kolektor transistor
  11. Jika jarum tidak bergerak, berarti transistor normal

Mengukur transistor dengan multimeter digital

selain menggunakan multimeter analog, cara mengukur transistor juga dapat dilakukan menggunakan multimeter digital. Berikut ini adalah panduannya:

Transistor NPN

  • Siapkan multimeter digital
  • Atur pada mode pengukuran dioda
  • Tempelkan probe merah multimeter pada pin basis transistor npn
  • Sentuhkan prober hitam pada pin emitor transistor
  • Lihat pada monitor multimeter, jika menunjukkan tegangan tertentu maka transistor masih baik
  • Selanjutnya, ganti sentuhkan probe hitam pada pin kolektor
  • Jika monitor menunjukkan nilai tegangan tertentu, maka transistor masih norma

Transistor PNP

  • Siapkan multimeter perangkat digital
  • Setting pada mode pengukuran dioda
  • Sentuhkan probe hitam pada pin basis transistor
  • Hubungkan prober merah pada pin emitor transistor
  • Perhatikan monitor multimeter, jika menunjukkan tegangan tertentu berarti transistor masih normal
  • Sekarang hubungkan probe merah pada pin kolektor dan lihat pada monitor
  • Bila monitor menunjukkan nilai tegangan tertentu, berati transistor masih dalam kondisi normal
Cara mengukur transistor dengan multimeter digital

Demikian penjelasan cara mengukur transistor npn dan pnp menggunakan multimeter analog dan digital. Semoga bisa dipahami dengan baik.

Penyebab kerusakan transistor

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan transistor rusak terbakar, diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Kesalahan dalam memasang kaki / pin transistor
  2. Overheating atau panas berlebih
  3. Arus yang mengalir ke transistor terlalu besar
  4. Kelebihan tegangan supply
  5. Arus bias terlalu besar
  6. Hubungan singkat antar pin transistor

JENIS DAN KODE TRANSISTOR



Sering kita menjumpai dalam suatu rangkaian elektronika, di mana jenis dan tipe dan komponen aktifnya, misalnya Dioda atau Transistor hanya dituliskan dengan kode TUN, TUP, DUS, DUG, DIL, FET dan lain-lain.

Arti dan kode-kode tersebut adalah sebagai berikut.

TUP   — Transistor Universal PNP (Positif Negatif Positif)
TUN — Transistor Universal NPN (Negatif Positif Negatif)
DUS — Diode Universal Silicon
DUG — Diode Universal Germanium
DIL — Dual In Line artinya terdiri dan 2 baris.
FET — Fried Effect Transistor
SCR — Silicon Controlled Rectifier
DIAC — Diode Alternating Current
TRIAC — Triode Alternating Current
LED — Light Emitting Diode
IC — Integrated Circuit
NTC — Negative Temperature Coeficient
PTC — Poasive Temperature Coeficient
LDR — Light Dependent Resistor
VDR — Voltage Dependent Resistor
UJT — Uni Junction Transistor


Pada umumnya komponen-komponen tersebut di atas mempunyai tipe-tipe tersendiri yang disesualkan dengan kebutuhan.


KODE TRANSISTOR DAN ARTINYA
Bila kita perhatikan biasanya pada badan sebuah Dioda atau transistor terdapat suatu tanda yang terdiri dan kombinasi angka atau huruf.
Misalnya pada sebuah Diode terdapat tanda IN 4001 atau Transistor dengan tanda BC 107 atau 2N 3702.
Adapun maksud dan kode angka dan huruf tersebut adalah untuk menyatakan dari bahan dan jenis apa Diode atau Transistor tersebut dibuat, termasuk mengenai sifat kegunaan dan nomor serinya.
Perlu kita ketahui bahwa komponen Semikonduktor yang banyak beredar di pasaran kita adalah komponen buatan pabrik Eropa, Amenika dan Jepang.

KOMPONEN BUATAN PABRIK EROPA
Pada umumnya komponen buatan pabrik Eropa ini berdasarkan pemakaiannya terdiri dari 2 macam, yaitu komponen yang dipakai untuk keperluan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah.
Arti kode huruf dan angka dan komponen Semikonduktor buatan Eropa adalah sebagai berikut.
Huruf pertama untuk menyatakan dan jenis bahan yang dipergunakan, biasanya menggunakan huruf A, B, C dan.D.

Huruf A menyatakan terbuat dari bahan Germanium.
Guruf B menyatakan terbuat dari bahan Silikon.
Huruf C menyatakan terbuat dari bahan Gallium.
Huruf D menyatakan terbuat dari bahan Indium.






Huruf kedua dipakai untuk menyatakan pemakaian Transistor tersebut. Huruf yang dipakai adalah sebagai berikut.

Huruf A dipakai untuk Signal Diode.
Huruf B dipakai untuk Variable Capasitance Diode.
Huruf C dipakai untuk AF Low Power Transistor.
Huruf D dipakai untuk AF Power Transistor.
Huruf E dipakai untuk Tunnel Diode.
Huruf F dipakai untuk HF Low Power Transistor.
Huruf G dipakai untuk Multiple Device.
Huruf H dipakai untuk Field Probe.
Huruf I dipakai untuk HF Power Transistor.
Huruf M dipakai untuk Hot Effect Modulated.
Huruf P dipakai untuk Radiation Sensitive Device.
Huruf 0 dipakai untuk Radiation Generating Device.
Huruf R dipakai untuk Spezialized Break Down Device.
Huruf S dipakai untuk Low Power Switching Device.
Huruf T dipakai untuk Power Switching Device.
Huruf U dipakai untuk Power Switching Transmitter.
Huruf X dipakai untuk Multiple Diode.
Huruf Y dipakai untuk Power Diode.
Huruf Z dipakai untuk Zener Diode.

Angka terakhir menunjukkan nomor seri atau register dan produksinya. Sebagai contoh beberapa produksi Transistor buatan Eropa.

AC 126 adalah jenis Transistor PNP terbuat dan bahan Germanium dipakai untuk penguat frekuensi tinggi dengan nomor seri 126.

BC 108 adalah jenis Transistor PNP terbuat dan bahan Silikon dan dipakai untuk Audio frekuensi dengan nomor seri 108.





KOMPONEN BUATAN PABRIK AMERIKA
Komponen aktif buatan Amerika pada umumnya terdiri dan kode angka, huruf dan angka.

Angka 1 di depan menunjukkan jenis Diode.
Angka 2 di depan menunjukkan jenis Transistor.
Angka 3 di depan menunjukkan jenis Thy ristor.

Huruf N menyatakan jenis bahan dan semikonduktor.
Angka terakhir menyatakan nomor seri dari produksinya.

Beberapa contoh Transistor buatan Amerika.
IN 4001 adalah jenis Diode semikonduktor dengan nomor seri  4001.
2N 3055 adalah jenis Transistor NPN dipakai sebagai penguat daya frekuensi rendah dengan nornor
Seri  3055.

KOMPONEN BUATAN PABRIK JEPANG
Komponen aktif buatan pabrik Jepang pada umumnya terdiri dan kode angka, huruf-huruf dan angka.
Angka 1 di depan menunjukkan jenis Diode.
Angka 2 di depan menunjukkan jenis Transistor.

Huruf pertama biasanya terdiri dan huruf S yang artiniya semikonduktor dan huruf kedua terdiri dari huruf-huruf:

A menunjukkan transistor PNP.
B menunjukkari transistor PNP.
C menunjukkan transistor NPN.
D menunjukkan transistor NPN.
H menunjukkan Unjunction.
J menunjukkan FET Canal.
K menunjukkan FET Canal.
O menunjukkan Photo EIertric

Angka terakhir menyatakan nomor seri pembuatan.
Beberapa contoh dari  Transistor buatan Jepang.
2SA 70 adalah Transistor PNP untuk frekuensi tinggi dengan nomor seri 70.
2SB 178 adalah Transistor PNP untuk frekuensi rendah dengan nomor seri 178.
Untuk mengetahui lebih lanjut data-data dan komponen semikonduktor lainnya dapat dilihat dan buku Catalog atau Hand Book.

Perlu kita ketahui kadang-kadang dalam pembuatan suatu rangkaian elektronika kita sulit mendapatkan komponen yang dimaksud, maka untuk mengatasi hal itu kita dapat menggantinya dengan persamaan atau Equivalennya dari komponen yang dimaksud.

Selain daripada itu ada pula pabrik-pabrik tertentu yang memproduksi komponen semikonduktor menggunakan kode yang lain, misalnya

Motorolla . MJ — bahan Silikon untuk daya dengan pembungkus metal.
MJE — bahan Silikon untuk daya dengan pembungkus plastik.
MP — bahan Germanium untuk daya denigan pembungkus metal.
MPF — FET yang dibungkus plastik.
MPS — Untuk signal rendah.
Texas :                  TIP — untuk daya.
        TIS — untuk signal rendah.
Feranti  :                ZIX — untuk signal rendah.

Cara menggunakan transistor agar awet

  • Gunakan transistor sesuai dengan fitur dan jenisnya
  • Pakai heatdink atau pendingin agar transistor tidak overheating
  • Jangan memberikan beban berlebihan pada transistor
  • Atur tegangan bias agar tidak terlampau besar
MITRA CENDIKIA METRO
Tags

Top Post Ad

Info Lain

Ads